Desain kontrakan seringkali menjadi topik yang terabaikan, padahal perannya sangat krusial dalam dunia properti. Bagi investor, desain yang efisien adalah kunci untuk memaksimalkan keuntungan dan menekan biaya perawatan. Bagi penyewa, desain yang fungsional adalah penentu kualitas hidup dan kenyamanan sehari-hari. Di tengah tingginya kebutuhan hunian sewa di kota-kota besar, sebuah desain kontrakan yang cerdas bisa menjadi pembeda utama.
Kenyataannya, tantangan desain ini memiliki dua sisi. Pemilik properti berfokus pada durabilitas, efisiensi ruang untuk membangun unit sebanyak mungkin, dan daya tarik pasar agar cepat terisi. Di sisi lain, penyewa dihadapkan pada tantangan ruang yang sempit, keterbatasan renovasi, dan kebutuhan untuk membuat ruang tersebut terasa 'rumah'. Artikel ini akan mengupas tuntas kedua perspektif tersebut, memberikan panduan komprehensif untuk menciptakan desain kontrakan yang ideal, baik Anda seorang pemilik maupun penghuni.
Perspektif Investor: Merancang Desain Kontrakan yang Menguntungkan
Bagi pemilik properti, kata kuncinya adalah Return on Investment (ROI). Desain yang baik bukan berarti yang paling mewah, melainkan yang paling efisien, tahan lama, dan fungsional. Ini adalah aset yang harus menghasilkan pendapatan pasif secara konsisten.
1. Memilih Tipe dan Denah Kontrakan Populer
Memahami target pasar adalah langkah awal. Kebutuhan mahasiswa, pekerja lajang, dan keluarga baru jelas berbeda. Berikut adalah beberapa tipe desain kontrakan yang paling umum di Indonesia:
-
Kontrakan Petakan (3 Petak): Ini adalah desain paling ikonik dan banyak dicari. Umumnya berukuran 3x6 meter atau 3x8 meter. Denahnya linear: ruang tamu/depan, kamar tidur di tengah, serta dapur dan kamar mandi di bagian paling belakang. Desain ini populer karena biayanya terjangkau bagi penyewa.
-
Tipe Studio (Paviliun): Mirip dengan apartemen studio, ini adalah satu ruang terbuka tanpa sekat permanen antara kamar tidur dan area living. Biasanya dibangun di samping rumah utama (paviliun) atau dalam satu bangunan low-rise. Targetnya adalah mahasiswa atau pekerja lajang.
-
Rumah Kontrakan Utuh (Tipe 21/36/45): Ini adalah rumah tapak independen yang disewakan secara utuh. Desainnya mengikuti standar perumahan pada umumnya, dengan 1-2 kamar tidur. Target pasarnya adalah keluarga kecil atau pasangan yang baru menikah.
2. Studi Kasus: Denah Ideal Kontrakan 3 Petak (Ukuran 3x6 Meter)
Desain kontrakan 3x6 meter adalah tantangan efisiensi ruang. Bagi investor, kuncinya adalah membuat denah yang terasa 'masuk akal' bagi penyewa.
-
Petak Depan (Ruang Serbaguna): Alokasikan area ini sebagai ruang tamu mini yang juga bisa berfungsi sebagai ruang kerja. Ukuran ideal sekitar 3x2.5 meter.
-
Petak Tengah (Kamar Tidur): Berikan ruang yang cukup privat untuk tidur. Ukuran 3x2 meter cukup untuk kasur ukuran queen dan lemari kecil. Penting untuk memberi jendela atau ventilasi di area ini.
-
Petak Belakang (Area Servis): Sisa area (3x1.5 meter) dialokasikan untuk dapur mini (kitchenette) dan kamar mandi. Pastikan kamar mandi memiliki ventilasi exhaust fan atau jendela kecil untuk sirkulasi udara.
Kunci sukses denah ini adalah sirkulasi udara. Banyak desain kontrakan petakan gagal karena kamar tengah tidak mendapat cahaya atau udara, sehingga terasa pengap.
3. Prioritas pada Material Tahan Lama (Durabilitas)
Penyewa datang dan pergi, dan tingkat keausan properti sewaan lebih tinggi. Memilih material yang murah di awal namun cepat rusak adalah kesalahan fatal. Prioritaskan durabilitas:
-
Lantai: Gunakan keramik berkualitas baik (minimal KW 2) dengan warna netral (krem, abu-abu muda). Keramik lebih mudah dibersihkan dan lebih tahan banting dibanding vinyl atau parket laminasi untuk properti sewa.
-
Dinding: Pilih cat berkualitas tinggi yang mudah dibersihkan (washable). Gunakan warna-warna terang dan netral seperti putih gading atau krem muda agar ruangan terasa lebih luas dan bersih.
-
Kamar Mandi: Investasikan pada keramik lantai yang kasar (anti-slip) dan kloset duduk standar. Pastikan sistem waterproofing diaplikasikan dengan benar untuk menghindari kebocoran.
-
Ventilasi: Ini bukan kemewahan, tapi kewajiban. Pastikan setiap ruangan memiliki akses ke sirkulasi udara. Gunakan jendela jalusi (kaca nako) atau bovenlicht untuk kamar mandi dan dapur.
4. Efisiensi Biaya Pembangunan (RAB)
Membuat desain kontrakan yang efisien dari segi biaya (RAB) adalah seni.
-
Standarisasi Desain: Jika membangun banyak unit, gunakan desain, ukuran pintu, jendela, dan material yang seragam (desain modular). Ini mempermudah pembelian material secara grosir dan mempercepat pengerjaan.
-
Minimalkan Sekat Permanen: Semakin banyak dinding, semakin tinggi biaya. Untuk kontrakan tipe studio, biarkan ruang tetap terbuka.
-
Fokus pada Struktur: Jangan berhemat pada fondasi, struktur, dan atap. Ini adalah aset jangka panjang. Dekorasi bisa minimalis, tapi struktur harus kokoh.